4 Hukuman Kepada Anak Agar Disiplin dan Tanggung Jawab

hukuman anak durhaka

Hukuman kepada anak perlukah kita berikan apabila mereka melakukan kesalahan?  Dan sudah tepatkah hukuman yang kita berikan sesuai kadar kesalahan yang mereka lakukan ataukah justru berlebihan yang mengakibatkan anak menjadi penakut, trauma atau malah menjadi anak durhaka kepada orangtua?

Mendidik anak menjadi anak yang baik, disiplin, bertanggung jawab bukanlah suatu pekerjaan yang mudah untuk kita lakukan.  Kadangkala kita sudah benar sesuai dengan teori mendidik anak, namun hasil yang diharapkan belum sesuai dengan keinginan kita. Meskipun begitu kita sebagai orangtua harus tetap sabar dan tidak menyerah untuk memberikan yang terbaik buat perkembangan anak agar menjadi anak yang baik, disiplin dan bertanggung jawab.

Banyak sekali pengalaman-pengalaman orangtua kita terdahulu yang tidak pernah mengeluh dalam mendidik anak-anaknya.  Secara logika, keilmuan dalam mendidik anak tentunya mereka lebih minim karena akses informasi yang didapatkan tidak semudah saat ini terutama dalam tahapan mendidik anak.  Orangtua terdahulu hanya mengandalkan norma-norma yang ada, semangat tulus kasih sayang dan aturan-aturan yang ada dalam agama.

Dalam era digital saat ini tentunya menjadi bahan pertimbangan untuk lebih intensif lagi dalam mendidik dan mengawasi anak.  Karena hal-hal, baik itu positif ataupun negatif akan sangat mudah diakses oleh anak yang cenderungnya anak-anak lebih mudah mengikuti hal-hal yang negatif.  Inilah salah satu faktor yang menyebabkan anak melakukan kesalahan, walaupun faktor-faktor yang lain juga ada.

Nah, saat anak melakukan kesalahan inilah momen yang baik untuk menanamkan tanggung jawab kepada mereka.  Mereka harus belajar bertanggung jawab dan bagaimana cara mengatasi atas kesalahan yang telah mereka lakukan.  Salah satu cara untuk menanamkan nilai tanggung jawab yaitu dengan memberikan hukuman yang sesuai kepada mereka.

Pemberian hukuman kepada anak yang melakukan kesalahan akan bisa berefek positif apabila pemberian dosisnya tidak berlebihan, akan tetapi jika takaran hukumannya terlalu ringan juga tidak akan memberikan efek jera dan anak akan berani untuk melakukan kesalahan lagi.

Perlu diingat bahwa pemberian hukuman kepada anak yang terlalu berlebihan akan menyebabkan anak menjadi anak yang penakut, rendah diri, durhaka bahkan dan bisa jadi anak akan lebih suka memberontak.

Berikut adalah cara dan tips dalam memberikan hukuman kepada anak

1.  Hukuman harus sesuai dan berkaitan dengan kesalahan anak

Hukuman kepada anak hendaknya diberikan sesuai dengan kadar kesalahan dan pemberian hukuman harus berhubungan dengan kesalahan anak.

Sebagai contoh dalam memberikan hukuman kepada anak
Anak tidak sengaja menjatuhkan gelas yang berisi kopi pagi anda dan mengenai karpet.  Respon pertama kali yang muncul dari para orangtua adalah pasti akan emosi melihat hal ini.  

Tak sedikit yang memberikan kata-kata kasar atau bahkan ringan tangan kepada anak.  Masih kurang puas anak masih diberi hukuman yang lain, misalnya tidak boleh main, mainan anak disita, tidak diberi uang jajan dan lain sebagainya.  Tapi betulkah hukuman seperti ini akan membuat anak menjadi anak yang bertanggung jawab?

Contoh pemberian hukuman yang sesuai dengan kesalahan anak

Apabila anak melakukan kesalahan seperti di atas maka anak diharuskan untuk membersihkan tumpahan kopi yang ada di karpet.  Anak diminta untuk mengelap hingga terlihat bersih.  Setelah itu minta anak untuk menyiapkan kopi seperti sedia kala.  Jika anak belum bisa membuat kopi maka pinta anak untuk ke dapur dan minta tolong ke ibu untuk membuatkannya.

Hukuman seperti ini akan membuat anak berhati-hati karena repotnya dalam membersihkan dan harus menyiapkan kembali kopi.  Kesalahan yang dilakukan anak akan membuat mereka belajar bertanggung jawab dan tidak lari dari masalah.

2.  Hukuman harus sesuai dengan kemampuan anak dan sesuai nalar manusia

Pemberian hukuman kepada anak memang diperlukan, namun tidak boleh melebihi kadar kemampuannya.  

Sebagai contoh di atas tidak mungkinlah anak kita suruh untuk mencuci karpet dan mengeringkannya biar sama seperti sedia kala, atau anak disuruh membuat kopi sendiri padahal anak belum mampu menyeduh air panas.

Hukuman yang tepat adalah sesuai dengan kemampuan anak dan tidak melebihi kapasitas usianya.  Karena tujuan dari pemberian hukuman ini adalah agar anak belajar bertanggung jawab dari kesalahan yang telah dilakukannya. Para orangtua hendaknya bijak dan tidak perlu untuk membentak-bentak anak ataupun ringan tangan kepada anak.

3.   Tanamkanlah sikap hati-hati dan tanggung jawab terhadap kesalahan

Setelah anak diberikan hukuman yang sesuai maka dekatilah anak dan berikan pengertian agar anak-anak lebih berhati-hati. Hindari sikap abai atau berbangga diri karena telah menghukum anak.  Tetap rangkul anak dan jalin komunikasi atas kesalahan yang telah dilakukan anak.

4.  Tidak menjatuhkan harga diri anak

Pemberian hukuman kepada anak yang berlebihan tidak akan membuat anak belajar bertanggung jawab. Apalagi kalau anak-anak sempat dilontarkan kata-kata kasar dan menyakiti hati anak.  Tentunya hal seperti ini akan membuat anak sakit hati dan memendam rasa yang tidak nyaman dan akan selalu diingat oleh anak.

Begitu pula apabila anak-anak melakukan kesalahan di hadapan teman-temannya maka diperlukan sikap bijaksana dari para orangtua.  Meskipun masih anak-anak, mereka juga merasa punya harga diri, oleh karena itu pemberian hukuman harus disesuaikan dan tidak boleh secara langsung menjatuhkan harga diri anak di depan umum.

Itulah beberapa kiat dalam memberikan hukuman kepada anak, agar anak bisa belajar dari kesalahannya dan tidak mengulangi lagi.  Kesalahan yang dilakukan anak akan bisa berdampak positif jika pemberian hukuman sesuai dengan kadar kesalahannya.

Yang perlu diingat adalah jangan terlalu keras dalam memberikan hukuman kepada anak, karena bisa menyebabkan anak tumbuh menjadi anak yang rendah diri, penakut, dan bahkan menjadi anak durhaka kepada orangtua.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "4 Hukuman Kepada Anak Agar Disiplin dan Tanggung Jawab"