Sabar Dalam Mendidik dan Mengasuh Anak

sikap sabar dalam mendidik dan mengasuh anak

Mendidik anak dibutuhkan kesabaran.  Tanpa hati yang sabar tentunya mengasuh dan mendidik anak akan menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan dan menjengkelkan. Perilaku anak yang acap kali tidak sesuai dengan keinginan kita harus kita hadapi setiap hari.  Mulai dari anak yang mengompol sembarangan, sering bertengkar dengan adik ataupun anak tetangga, rewel dan suka merengek, susah diajari, malas dan masih banyak lagi tipikal kelakuan anak bandel lainnya yang harus kita sikapi dengan ekstra sabar.

Pekerjaan rumah yang harus diselesaikan ataupun tugas-tugas lainnya yang masih terbengkalai menambah ujian dalam keseharian kita.  Ya memang anak merupakan ujian yang harus bisa kita selesaikan dengan baik.  Ia tak boleh kita hadapi dan diselesaikan dengan penuh emosi ataupun hardikan.  Pikiran yang terkendali dan emosi yang senantiasa stabil harus selalu kita hadirkan agar tugas dan kewajiban dalam mengasuh anak bisa berhasil dengan baik.

Anak merupakan harta tak ternilai dan sekaligus ujian yang diberikan Allah Swt kepada kita. Kemampuan kita dalam menghadirkan kesabaran ketika mendidiknya akan berbuah manis dan tentunya akan mendapatkan pahala yang berlipat dari Allah Swt.  Buah manis ini akan kita rasakan manakala anak sudah beranjak dewasa dan anak melakukan segala kebaikan-kebaikan yang telah kita ajarkan kepadanya.  Ya, anak berbakti merupakan dambaan kita semua dan itu merupakan hiasan dunia yang akan menyejukkan pandangan mata kita dan harta yang tak ternilai.  Jerih payah dan tenaga yang sudah kita keluarkan akan sebanding dengan apa yang akan kita dapatkan yaitu anak yang berbakti kepada orang tua.

Ada beberapa hal yang harus kita hadirkan sabar ketika sedang mendidik anak yaitu antara lain

1. Sabar dalam membentuk pribadi anak

Untuk membentuk pribadi yang baik maka anak harus diajarkan kebaikan-kebaikan mulai dari perilaku dan kebiasaan-kebiasaan positif dalam keseharian hidup. Transfer kebaikan kepada anak tentunya dibutuhkan perjuangan karena anak pastinya tidak akan langsung bisa mempraktekkannya. Dibutuhkan proses dan keteladanan.  Kebaikan yang diajarkan mulai dari tata cara beribadah, adab dan sopan santun serta kebiasaan-kebiasan baik lainnya yang harus diterapkan anak.  Hal ini tentunya dibutuhkan sabar mengingat gempuran demi gempuran keburukan juga senantiasa mengincar terutama dari faktor eksternal.

2. Sabar dalam menjawab rasa ingin tahu anak

Semua orang tua pasti merasakan bagaimana anak-anak kita ketika mulai aktif bertanya tentang segala sesuatu yang belum ia tahu.  Bahkan anak akan cenderung lebih kritis dan terkadang menanyakan tentang sesuatu yang sepele namun kita akan mengalami kesusahan dalam menjawabnya.  Hal ini bisa terjadi dikarenakan logika anak tentunya belum sama dengan logika orang dewasa yang akan mudah cepat untuk paham.  Sehingga ketika anak kita berikan penjelasan anak juga belum memahaminya dengan baik.

Rasa ingin tahu anak harus bisa kita jawab dan tidak boleh kita acuhkan begitu saja ataupun hanya menganggap bahwa pertanyaan tersebut sangat tidak berguna.  Hal ini akan bisa menjadi sesuatu yang berbahaya dan menakutkan apabila anak bosan bertanya kepada orang tuanya dan lebih memilih bertanya kepada orang lain.  Bagaimana kalu jawaban yang diberikan orang lain justru tidak benar dan menyesatkan anak kita?

3. Bersabar dalam mendampingi anak

Banyak hal yag membuat kita harus dekat dengan anak.  Salah satunya adalah anak juga merupakan makhluk yang juga akan punya permasalahan.  Sebagai orang tua kita harus mampu mendengarkan dan menjadi teman yang baik ketika anak sedang bercerita tentang hidupnya.  Meremehkan hal ini akan membuat anak lebih memilih untuk bercerita kepada orang lain.  Jika hal ini berkelanjutan maka anak tidak akan memiliki kepercayaan terhadap orang tuanya.  Jadi bersabarlah dalam menghadapi setiap keluhan anak meskipun permasalahan yang kita hadapi juga semakin kompleks dan beruntun.

4. Sabar menahan emosional

Banyak sekali perilaku-perilaku anak yang harus kita hadapi dengan ekstra sabar.  Karena terkadang kita tanpa sadar meluapkan emosi ketika anak berbuat salah.  Yang harus dilakukan adalah menenangkan hati dan pikiran baru kemudian memberikan nasehat kepada anak, bukan dengan menasehati anak dalam kondisi emosi yang memuncak. 

5. Sabar ketika belum berhasil

Bersabarlah ketika hasil yang kita inginkan belum sesuai dengan harapan kita.  Teruslah berusaha dan mencari ilmu baru agar proses mendidik anak menuju titik sempurna sehingga anak bisa menghasilkan sesuatu yang terbaik.  Misalnya adalah ketika anak juga belum bisa membaca.  Apakah kita harus memaki dan mengomeli anak?  Tentunya ya harus sabar ketika metode yang kita gunakan juga belum kunjung berhasil dan bertanyalah kepada ahlinya hingga anak akan berhasil untuk bisa membaca.  Dan masih banyak lagi contoh lainnya yang harus kita hadirkan sabar dalam menanganinya.

Kata sabar terlihat sepele namun dalam aplikasinya perlu perjuangan yang kuat.  Hati yang sabar harus senantiasa kita pupuk agar tidak habis tergerus oleh perilaku-perilaku anak yang belum berkesesuaian dengan keinginan kita.  Latihan yang berkesinambungan, doa yang tak pernah putus, menghadiri majelis keilmuan, berteman dengan orang baik merupakan cara yang ampuh untuk memupuk jiwa sabar agar tetap ada dalam diri kita. Semoga kesabaran kita dalam mendidik dan mengasuh anak menjadi lahan ibadah dan menjadi amal kebaikan yang takkan pernah terputus.  Amin

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sabar Dalam Mendidik dan Mengasuh Anak"